Welcome to My Blog ^^ Welcome to My Blog ^^ Welcome to My Blog ^^

Selasa, 25 Desember 2012

Hidup menjadi berarti dan bermakna, karena kita memberikan arti kepadanya


Seorang ayah membeli beberapa gulung kertas kado. Putrinya yang masih kecil, masih balita, meminta satu gulung.

"Untuk apa?" tanya sang ayah.

"Untuk kado, mau kasih hadiah." jawab si kecil.
"Jangan dibuang-buang ya!" pesan si ayah, sambil memberikan satu gulungan
kecil.

Pagi-pagi si cilik sudah bangun dan membangunkan ayahnya,


"Pa, Pa... Ada hadiah untuk Papa."


Sang ayah yang masih malas-malasan, matanya pun belum melek, menjawab,

"Sudahlah nanti saja."

Tetapi si kecil pantang menyerah,

"Pa, Pa, bangun Pa sudah siang."

"Ah, kamu gimana sih? Pagi-pagi sudah bangunin papa." Ia mengenali kertas

kado yang pernah ia berikan kepada anaknya.

"Hadiah apa nih?" tanya si ayah.


"Hadiah untuk Papa. Buka dong Pa, buka sekarang." jawab si kecil.


Dan sang ayah pun membuka bingkisan itu. Ternyata di dalamnya hanya sebuah

kotak KOSONG. Tidak berisi apa pun juga.

"Ah, kamu bisa saja. Bingkisannya kok kosong. Buang-buang kertas kado

Papa. Kan mahal?"

Si kecil menjawab, "Nggak Pa, nggak kosong. Tadi, Putri masukin begitu

buaanyaak ciuman untuk Papa."

Sang ayah terharu, ia mengangkat anaknya. Dipeluknya, diciumnya.


"Putri, Papa belum pernah menerima hadiah seindah ini. Papa akan selalu menyimpan boks ini. Papa akan bawa ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Putri, Papa akan mengambil satu. Nanti kalau kosong, diisi lagi ya!"


Boks kosong yang sesaat sebelumnya dianggap tidak berisi, tidak memiliki nilai apapun, tiba-tiba terisi, tiba-tiba memiliki nilai yang begitu tinggi. Lalu, kendati kotak itu memiliki nilai yang sangat tinggi di mata sang ayah, di mata orang lain tetap juga tidak memiliki nilai apapun. Orang lain akan tetap menganggapnya kotak kosong.


Kosong bagi seseorang bisa dianggap penuh oleh orang lain. Sebaliknya, penuh bagi seseorang bisa dianggap kosong oleh orang lain.


Kosong dan penuh, dua-duanya merupakan produk dari "pikiran" kita.


Sebagaimana kita memandangi hidup, demikianlah kehidupan kita.


Hidup menjadi berarti, bermakna, karena kita memberikan arti kepadanya, memberikan makna kepadanya. Bagi mereka yang tidak memberikan makna, tidak memberikan arti, maka hidup ini ibarat lembaran kertas yang kosong.

Senin, 24 Desember 2012

Jangan terperangkap di kubangan kesedihan, kebahagiaan sejati datang ketika kita bisa berbagi dengan orang lain


Seorang sopir turun dari mobil mewah di depan pemakaman umum. Dia berjalan menuju pos penjaga dan berkata, "Pak, tolong temui bos saya di mobil, karena Ia sedang sekarat"

Sang penjaga segera berjalan. Seorang Wanita yang lemah, berwajah sendu membuka pintu mobilnya, tersenyum dan berkata, "Saya Ny Steven yang selama ini mengirim uang agar Anda membeli bunga dan menaruhnya di atas makam anakku. Saya ucapkan terima kasih atas kesediaan dan kebaikan anda."


"Oh, jadi nyonya ya, tapi sebelumnya saya minta maaf. Memang uang itu saya belikan bunga tapi tak pernah saya taruh bunga itu di pusara anak nyonya." jawab sang penjaga.


"Apa?" Tanya wanita itu gusar.


"Ya, karena orang mati takkan pernah melihat keindahan bunga. Karenanya saya berikan bunga itu pada mereka yang di RS atau orang yang sedang bersedih yang saya jumpai. Orang hiduplah yang bisa menikmati keindahan dan keharuman bunga itu" jawab sang penjaga.


Wanita itu terdiam dan akhirnya pergi.


3 bulan kemudian, datanglah seorang wanita cantik berjalan dengan anggun ke arah pos penjaga kuburan.


"Selamat pagi, apa masih ingat saya? Saya Ny. steven. Terima kasih atas nasehat anda dulu. Anda benar, memperhatikan dan membahagiakan yang masih hidup jauh lebih berguna daripada meratapi yang sudah tiada "


"Ketika saya antarkan bunga itu ke RS atau panti jompo, tak hanya buat mereka bahagia, sayapun jadi turut bahagia. Sampai dokter tak tahu mengapa saya bisa sembuh. Akhirnya saya yakin bahwa suka cita dan berbagi adalah obat yang paling Mujarab"


Jangan terus terperangkap di kubangan Kesedihan.

Kebahagiaan sejati datang ketika kita bisa berbagi dengan orang lain.
Dengan kita menolong orang lain, sesungguhnya kita sedang menolong diri sendiri.

Sabtu, 22 Desember 2012

Jika cinta adalah kesetian tanpa batas


Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini.

Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Karena ada sisi kesehariannya sangat luar biasa!!!


Usianya sudah terbilang tidak muda lagi, 60 tahun sudah beliau melewati waktu. Namun semangat dan cintanya tidak luntur terus merawat istrinya yang sedang sakit. Dulu pak Suyatno di undang oleh METRO TV untuk mengisi acara realty show disana. Singkat ceritanya seperti ini :


32 tahun lalu beliau menikah dan dikaruniai 4 orang anak.


Dari isinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. Tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.


Setiap hari sebelum berangkat kerja Pak Suyatno selalu sendirian memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia letakkan istrinya di depan TV agar istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya sudah tidak dapat bicara tapi selalu terlihat senyum. Untunglah tempat berkantor Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari dapat pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.


Sorenya adalah jadwal memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan matanya, namun begitu bagi Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan. Bahkan terkadang diselingi dengan menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan penuh kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak- anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yang masih kuliah.


Pada suatu hari saat seluruh anaknya berkumpul di rumah menjenguk ibunya� karena setelah anak-anak mereka menikah dan tinggal bersama keluarga masing-masing� Pak Suyatno memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka karena yang dia inginkan hanya satu �agar semua anaknya dapat berhasil�.


Dengan kalimat yang cukup hati-hati, anak yang sulung berkata:


�Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak� bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu.� Sambil air mata si sulung berlinang.


�Sudah keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini, kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian�. Si Sulung melanjutkan permohonannya.


�Anak-anakku. Jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian *sejenak kerongkongannya tersekat. kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya seperti sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit.� Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anaknya


Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno, merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno, dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu.


Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa-apa�.disaat itulah meledak tangisnya dengan tamu yang hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru.


Disitulah Pak Suyatno bercerita : �Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 anak yang lucu-lucu..Sekarang saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit.� Sambil menangis


�Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya hanya dapat bercerita kepada Allah di atas sajadah dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya BAHWA CINTA SAYA KEPADA ISTRI, SAYA SERAHKAN SEPENUHNYA KEPADA ALLAH�.


Sumber: fastabiq.com

Sabtu, 15 Desember 2012

Kumpulan Kata Mutiara dan Kata Bijak Dalam Bahasa Inggris-Indonesia

 A little knowledge that acts is worth infinitely more than much knowledge that is idle.
Sedikit pengetahuan yang bertindak jauh lebih berharga daripada banyak pegetahuan tetapi tanpa tindakan.

Yesterday is but today�s memory and tomorrow is today�s dream.

Kemarin hanyalah kenangan hari ini dan besok adalah mimpi hari ini.

Zeal is a volcano, the peak of which the grass of indecisiveness does not grow.

Semangat adalah sebuah gunung berapi dimana diatas puncaknya rumput keraguan tidak pernah tumbuh.

The danger of small mistakes is that those mistakes are not always small.

Bahayanya kesalahan-kesalahan kecil adalah bahwa kesalahan-kesalahan itu tidak selalu kecil.

A fool thinks himself to be wise but a wise man knows himself to be a fool.

Orang bodoh menganggap dirinya bijak tetapi orang bijak tahu dirinya bodoh.

A help in sincerity is not a hope repay.

Pertolongan yang tulus tidak akan mengharapakan imbalan kembali.

Better a witty fool than a foolish wit.

Lebih baik orang bodoh yang pintar dari pada orang pintar yang bodoh.

Better three hours too soon than a minute too late.

Lebih baik tiga jam terlalu cepat daripada satu menit terlambat.

One ounce of prevent is equal to one pound of medicine.

Satu ons pencegahan sama nilainya dengan satu pon obat.

Brevity is the soul of wit.

Keringkasan adalah jiwa dari kecerdasan.

No legacy is so rich as honesty.

Tidak ada warisan yang begitu kaya seperti kejujuran.

A good book is great friend.

Buku yang bermanfaat merupakan teman yang berarti.

The man who says he never has time is the laziest man.

orang yang mengatakan tidak punya waktu adalah orang yang pemalas.

All our words are but crumbs that fall down from the feast of the mind.

Semua perkataan kita, hanyalah remah-remah yang jatuh dari pesta pikiran.

Doubt is a pain too lonely to know that faith is his twin brother.

Keraguan adalah rasa sakit yang terlalu sepi untuk mengetahui bahwa keyakinan adalah saudara kembarnya.

Generosity is giving more than you can and pride is taking less than you need.

Kedermawanan adalah memberi lebih banyak daripada yang kau bisa dan kebanggaan mengambil kurang dari yang engkau butuhkan.

I have learned silence from the talkative toleration from the intolerant and kindness from the unkind : yet, strange, I am ungrateful to those teachers.

Saya belajar diam dari banyak bicara, toleransi dari yang tidak toleran, dan kebaikan dari tidak baik namun aneh, aku tidak berterima kasih kepada guru-guru tersebut.

Better be free bird than a captive king.

Lebih baik menjadi burung yang terbang bebas
daripada raja yang terbelenggu.

Knowledge of the self is the mother of all knowledge.

Pengetahuan tentang diri adalah ibu dari semua pengetahuan.

Life without liberty is like a body without spirit.

Hidup tanpa kebebasan seperti tubuh tanpa roh.

Sadness is but a wall between two gardens.

Kesedihan hanyalah sebuah dinding di antara dua taman.

Safeguarding the rights of others is the most noble and beautiful end of a human being.

Menjaga hak orang lain adalah yang paling mulia dan akhir yang indah manusia.

Perplexity is the beginning of knowledge.

Kebingungan adalah awal pengetahuan.


Smile is the shortest distance between two people.

Senyum adalah jarak yang terdekat antara dua manusia.

Real power does not hit hard , but straight to the point.

Kekuatan yang sesungguhnya tidak memukul dengan keras , tetapi tepat sasaran.

You have to endure caterpillars if you want to see butterflies.

Anda harus tahan terhadap ulat jika ingin dapat melihat kupu-kupu.

Only the man who is in the truth is a free man.

Hanya orang yang berada dalam kebenaranlah orang yang bebas.

Every dark light is followed by a light morning.

Malam yang gelap selalu diikuti pagi yang tenang.

Laughing is healthy, especially if you laugh about yourself.

Tertawa itu sehat, lebih-lebih jika mentertawakan diri sendiri.

The danger of small mistakes is that those mistakes are not always small.

Bahayanya kesalahan-kesalahan kecil adalah bahwa kesalahan-kesalahan itu tidak selalu kecil.

To be silent is the biggest art in a conversation.

Sikap diam adalah seni yang terhebat dalam suatu pembicaraan.

The worst in the business world is the situation of no decision.

Yang terparah dalam dunia usaha adalah keadaan tidak ada keputusan.

Dig a well before you become thirsty.

Galilah sumur sebelum Anda merasa haus.

Good manners consist of small sacrifices.

Sopan�santun yang baik yang terdiri dari pengorbanan�pengorbanan kecil.

Ideas are only seeds, to pick the crops needs perspiration.

Gagasan-gagasan hanyalah bibit, menuai hasilnya membutuhkan keringat.

Laziness makes a man so slow that pov erty soon overtake him.

Kemalasan membuat seseorang begitu lamban sehingga kemiskinan segera menyusul.

Those who are able to control their rage can conquer their most serious enemy.

Siapa yang dapat menahan marahnya mampu mengalahkan musuhnya yang paling berbahaya.

Knowledge and skills are tools, the workman is character.

Pengetahuan dan keterampilan adalah alat, yang menentukan sukses adalah tabiat.

A healthy man has a hundred wishes, a sick man has only one.

Orang yang sehat mempunyai seratus keinginan, orang yang sakit hanya punya satu keinginan

A medical doctor makes one healthy, the nature creates the health.

seorang dokter menyembuhkan, dan alam yang menciptakan kesehatan.

The man who says he never has time is the laziest man.

orang yang mengatakan tidak punya waktu adalah orang yang pemalas.

Politeness is the oil which reduces the friction against each other.

Sopan-santu adalah ibarat minyak yang mengurangi gesekan satu dengan yang lain.

A drop of ink can move a million people to think.

Setetes tinta bisa menggerakan sejuta manusia untuk berpikir.

We can take from our life up to what we put to it.

Apa yang bisa kita dapat dari kehidupan kita tergantung dari apa yang kita masukkan ke situ.

Real power does not hit hard, but straight to the point.

Kekuatan yang sesungguhnya tidak memukul dengan keras, tetapi tepat sasaran

If you leave everything to your good luck, then you make your life a lottery.

Jika anda mengantungkan diri pada keberuntungan saja, anda membuat hidup anda seperti lotere.

Being careful in judging an opinion is a sign of wisdom.

Kehati-hatian dalam menilai pendapat orang adalah ciri kematangan jiwa.

You recognize birds from their singging, you do people from their talks.

Burung dikenal dari nyanyiannya, manusia dari kata-katanya.

One ounce of prevent is equal to one pound of medicine.

Satu ons pencegahan sama nilainya dengan satu pon obat.

The person who says something can�t be done is often interrupted by someone else doing it.

Orang yang mengatakan tidak dapat dilakukan sesuatu hal adalah yang sering terganggu oleh orang lain melakukannya.

You see things that are and say WHY ? But I dream things that never were and say WHY NOT ?

Anda sedang melihat sesuatu hal dan berkata MENGAPA? Tapi aku bermimpi hal-hal yang tidak pernah ada dan berkata MENGAPA TIDAK?

Behold the turtle. He makes progress only when he sticks his neck out.

Lihatlah kura-kura. Dia membuat kemajuan hanya bila ia menjulurkan lehernya keluar.

Remember that what�s right isn�t always popular and what is popular isn�t always right.

Ingatlah bahwa apa yang benar tidak selalu populer dan apa yang populer tidak selalu benar.

If you want to do something and you feel it in your bones that it�s the right thing to do, do it. Intuition is often as important as the acts.

Jika Anda ingin melakukan sesuatu dan Anda merasa dalam tulang Anda bahwa itu hal yang tepat untuk dikerjakan, kerjakanlah itu. Intuisi sering sama pentingnya dengan tindakan.

Kamis, 13 Desember 2012

Sebotol racun untuk semangat hidup


Seorang pria mendatangi seorang Sufi yang diseganinya, �Sufi, saya bosan hidup. Rumah tangga berantakan. Usaha kacau. Saya ingin mati saja.�

Sang Sufi tersenyum, �Oh, kamu pasti sedang sakit, dan penyakitmu pasti bisa sembuh.�


�Tidak Sufi, tidak. Saya sudah tidak ingin hidup lagi, saya ingin mengakhiri hidup saya ini saja,� tolak pria itu.


�Baiklah kalau memang itu keinginanmu. Ambil racun ini. Minumlah setengah botol malam ini, sisanya besok sore jam 6. Jam 8 malamnya engkau akan mati dengan tenang.�


Pria itu bingung. Pikirnya setiap Sufi yang ia pernah datangi selalu memberikannya semangat hidup. Tapi yg ini sebaliknya dan justru menawarkan racun.


Sesampainya di rumah, ia minum setengah botol racun yang diberikan Sufi tadi. Ia memutuskan makan malam dengan keluarga di restoran mahal dan memesan makanan favoritnya yang sudah lama tidak pernah ia lakukan. Untuk meninggalkan kenangan manis, ia pun bersenda gurau dengan riang bersama keluarga yang diajaknya. Sebelum tidur pun, ia mencium istrinya dan berbisik, �Sayang, aku mencintaimu.�


Besok paginya dia bangun tidur, membuka jendela kamar dan melihat pemandangan di luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk jalan pagi.


Pulang ke rumah, istrinya masih tidur. Ia pun membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, dan satunya untuk istrinya.


Istrinya yang merasa aneh, kemudian terheran-heran dan bertanya, �Sayang, apa yg terjadi? Selama ini, mungkin aku ada salah ya. Maafkan aku ya sayang?�


Kemudian dirinya mengunjungi ke kantornya, ia menyapa setiap orang. Stafnya pun sampai bingung, �Hari ini, Boss kita kok aneh ya?� Ia menjadi lebih toleran, apresiatif terhadap pendapat yang berbeda. Ia seperti mulai menikmatinya.


Pulang sampai rumah jam 5 sore, ternyata istrinya telah menungguinya. Sang istri menciumnya, �Sayang, sekali lagi mohon maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkanmu.� Demikian halnya dengan anak-anaknya yang berani bermanjaan kembali padanya.


Tiba-tiba, ia merasa hidup begitu indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan racun yang terlanjur sudah ia minum?


Bergegas ia mendatangi sang Sufi, dan bertanya cemas mengenai racun yang telah sebelumnya ia minum kemarin. Sang Sufi dengan enteng mengatakan, �Buang saja botol itu. Isinya hanyalah air biasa kok. Dan saya bersyukur bahwa ternyata kau sudah sembuh.�


�Bila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan ini. Maka leburkan �belenggu egomu�. Satu kata untukmu, �Bersyukurlah�. Karena itulah rahasia kehidupan sesungguhnya. Itulah kunci kebahagiaan, dan jalan menuju ketenangan�.

Minggu, 09 Desember 2012

Membangun Motivasi Dalam Diri Sendiri

Membangun Motivasi Dalam Diri Sendiri

Motivasi dapat menumbuhkan semangat dalam mencapai tujuan. Motivasi yang kuat di dalam diri kita akan memiliki apresiasi dan penghargaan yang tinggi terhadap diri dan hidup ini. Sehingga kita tidak akan ragu untuk melangkah ke depan untuk mencapai visi hidup kita.

Cita-cita atau tujuan hidup ini hanya bisa diraih jika anda memiliki motivasi yang kuat dalam diri anda. Tanpa motivasi apapun, sulit sekali anda menggapai apa yang anda cita-citakan.



Tapi tak dapat dipungkiri, memang cukup sulit membangun motivasi di dalam diri sendiri. Bahkan mungkin anda tidak tahu pasti bagaimana cara membangun motivasi di dalam diri sendiri. Padahal sesungguhnya banyak hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi tersebut.


Coba Anda simak beberapa tips berikut ini:



1. Ciptakan sensasi

Ciptakan sesuatu yang dapat �membangunkan� dan membangkitkan gairah anda saat pagi menjelang. Misalnya, anda berpikir esok hari harus mendapatkan keuntungan 1 milyar rupiah. Walau kedengarannya mustahil, tapi sensasi ini kadang memacu semangat anda untuk berkarya lebih baik lagi melebihi apa yang sudah anda lakukan kemarin.

2. Kembangkan terus tujuan anda

Jangan pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan hidup yang terlalu sederhana membuat anda tidak memiliki kekuatan lebih. Padahal untuk meraih sesuatu anda memerlukan tantangan yang lebih besar, untuk mengerahkan kekuatan anda yang sebenarnya. Tujuan hidup yang besar akan membangkitkan motivasi dan kekuatan tersendiri dalam hidup anda.

3. Tetapkan saat kematian

Anda perlu memikirkan saat kematian meskipun gejala ke arah itu tidak dapat diprediksikan. Membayangkan saat-saat terakhir dalam hidup ini sesungguhnya merupakan saat-saat yang sangat sensasional. Anda dapat membayangkan �flash back� dalam kehidupan anda. Sejak anda menjalani masa kanak-kanak, remaja, hingga tampil sebagai pribadi yang dewasa dan mandiri. Jika anda membayangkan �ajal� anda sudah dekat, akan memotivasi anda untuk berbuat lebih banyak lagi selama hidup anda.

4. Tinggalkan teman yang tidak perlu

Jangan ragu untuk meninggalkan teman-teman yang tidak dapat mendorong anda mencapai tujuan. Sebab, siapapun teman anda, seharusnya mampu membawa anda pada perubahan yang lebih baik. Ketahuilah bergaul dengan orang-orang yang optimis akan membuat anda berpikir optimis pula. Bersama mereka hidup ini terasa lebih menyenangkan dan penuh motivasi.

5. Hampiri bayangan ketakutan

Saat anda dibayang-bayangi kecemasan dan ketakutan, jangan melarikan diri dari bayangan tersebut. Misalnya selama ini anda takut akan menghadapi masa depan yang buruk. Datang dan nikmati rasa takut anda dengan mencoba mengatasinya. Saat anda berhasil mengatasi rasa takut, saat itu anda telah berhasil meningkatkan keyakinan diri bahwa anda mampu mencapai hidup yang lebih baik.

6. Ucapkan �selamat datang� pada setiap masalah

Jalan untuk mencapai tujuan tidak selamanya semulus jalan tol. Suatu saat anda akan menghadapi jalan terjal, menanjak dan penuh bebatuan. Jangan memutar arah untuk mengambil jalan pintas. Hadapi terus jalan tersebut dan pikirkan cara terbaik untuk bisa melewatinya. Jika anda memandang masalah sebagai sesuatu yang mengerikan, anda akan semakin sulit termotivasi. Sebaliknya bila anda selalu siap menghadapi setiap masalah, anda seakan memiliki energi dan semangat berlebih untuk mencapai tujuan anda.

7. Mulailah dengan rasa senang

Jangan pernah merasa terbebani dengan tujuan hidup anda. Coba nikmati hidup dan jalan yang anda tempuh. Jika sejak awal anda sudah merasa �tidak suka� rasanya motivasi hidup tidak akan pernah anda miliki.

8. Berlatih dengan keras

Tidak bisa tidak, anda harus berlatih terus bila ingin mendapatkan hasil terbaik. Pada dasarnya tidak ada yang tidak dapat anda raih jika anda terus berusaha keras. Semakin giat berlatih semakin mudah pula mengatasi setiap kesulitan.

Source:
Kaskus
Emotivasi

Rabu, 05 Desember 2012

Mundur Untuk Meloncat Lebih Tinggi


Suatu hari seorang murid dan guru berjalan menuruni gunung menuju ke kota, di dalam perjalanan mereka bertemu anak sungai yang aliran airnya tidak terlalu deras, saat itu sang guru melangkahi sungai tersebut dengan sangat mudah, walaupun sungai tersebut cukup lebar.

Sang murid yang melihat gurunya dengan sangat kagum, dan sang guru memintanya untuk mengikuti langkahnya. Sang murid merasa ia tidak mampu melangkahi sungai tersebut hanya dengan satu langkah lebar, maka murid tersebut berjalan mundur dua langkah dan berlari kecil melompati sungai tersebut, hap, sungai itu berhasil dilalui.


Semakin jauh perjalanan mereka, rintangan yang dihadapi pun semakin berat, sang murid mengikuti gurunya di belakang dengan sangat hati-hati.


Tibalah mereka di sebuah jurang yang cukup terjal, namun tidak terlalu lebar. Di ujung jurang tersebut sang guru melangahkan kaki dengan yakin dan langkah pasti yang lebar, sang guru berhasil melangkahkan kakinya di sebrang jurang. Sang murid yang melihatnya sangat terkejut, sang guru pun berkata.


�Ayo melangkahlah menuju sisi jurang ini, lebar jurang ini sama seperti sungai yang kita lalui sebelumnya !�


Sang murid, yang melihat gurunya di sebrang jurang menunjukkan sebuah raut keraguan di wajahnya. Dengan seksama ia perhatikan lebar jurang tersebut, kedalamannya dan melihat ke belakang.


Dengan penuh kepastian ia mengambil lima langkah mundur dan bersiap menyebrangi jurang tersebut dengan berlari dan meloncat sepenuh tenaga, dan sekali lagi perhitungannya tepat. Sang murid berhasil menyebrangi jurang tersebut berkat kecerdikannya.


Sesampainya di sebrang jurang sang guru mengelus lembut kepala muridnya sambil berkata


�Wahai muridku, tahukah engaku apa yang membedakan loncatanmu saat di sungai dan di tepi jurang ? Walaupun dengan lebar yang sama, namun kau dapat melihat rintangan yang berbeda dari kedua hal tersebut, karena itu kau mengambil langkah mundur yang lebih banyak saat loncat di tepi jurang untuk memastikan keselamatanmu.


Begitu juga dengan kehidupan, saat tantangan hidup di depanmu lebih besar, kau harus melangkah mundur sedikit lebih banyak agar kita mampu mengatasi segala kemungkinan yang ada dan meloncat lebih tinggi.


Saat kau mengalami suatu kemunduran dalam hidupmu, entah itu kegagalan, jatuh, dikhianati, mungkin itulah langkah mundurmu agar dapat melompat lebih tinggi dan meraih setiap kesuksesanmu.

Sabtu, 13 Oktober 2012

Seorang Anak Lelaki dan Pohon Apel


Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya." Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu." Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.


Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?" "Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.


Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi deganku," kata pohon apel. "Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?" "Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah." Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.


Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu. "Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," kata pohon apel. "Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu. "Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata. "Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu." "Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.


Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.


Cintailah orang tua kita. Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya, dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Minggu, 07 Oktober 2012

Hidup Adalah Proses Belajar


Kita pernah "DILUKAI"
dan mungkin pernah "MELUKAI"
tapi karena itu kita BELAJAR
tentang bagaimana cara menghargai, menerima, berkorban dan memperhatikan.

Kita pernah "DIBOHONGI"
dan mungkin pernah "MEMBOHONGI",
tapi dari itu kita belajar tentang KEJUJURAN.

Andaikan kita tidak pernah melakukan kesalahan dalam hidup ini, mungkin kita tidak pernah belajar arti diri MEMINTA MAAF dan MEMBERI MAAF.

Setiap waktu yang telah kita habiskan dalam hidup ini, tidak akan
terulang kembali. Namun ada satu hal yang masih tetap bisa kita lakukan,..
yaitu BELAJAR dari masa lalu untuk hari ESOK yang lebih baik.

Hidup adalah proses,
Hidup adalah belajar.
Tanpa ada batas umur,
Tanpa ada kata tua

JATUH, berdiri lagi
KALAH, mencoba lagi
GAGAL, bangkit lagi,
Sampai Allah memanggil:
"Waktunya PULANG"

Kamis, 12 Juli 2012

Cerita tentang katak kecil


Pada suatu hari ada segerombol katak-katak kecil yang menggelar lomba lari 

Tujuannya adalah mencapai puncak sebuah menara yang sangat tinggi. 

Penonton berkumpul bersama mengelilingi menara untuk menyaksikan perlombaan dan memberi semangat kepada para peserta... 

Perlombaan dimulai... 

Secara jujur tak satupun penonton benar2 percaya bahwa katak2 kecil akan bisa mencapai puncak menara. 

Terdengar suara: 
"Oh, jalannya terlalu sulitttt!! 
Mereka TIDAK AKAN PERNAH sampai ke puncak." 

atau: 

"Tidak ada kesempatan untuk berhasil...Menaranya terlalu tinggi...!! 

Katak2 kecil mulai berjatuhan. Satu persatu... ... 

Kecuali mereka yang tetap semangat menaiki menara perlahan- lahan semakin tinggi...dan semakin tinggi.. 

Penonton terus bersorak "Terlalu sulit!!! Tak seorangpun akan berhasil!"

Lebih banyak lagi katak kecil lelah dan menyerah... 

...Tapi ada SATU yang melanjutkan hingga semakin tinggi dan tinggi... 

Dia tak akan menyerah! 

Akhirnya yang lain telah menyerah untuk menaiki menara. Kecuali satu katak kecil yang telah berusaha keras menjadi satu-satunya yang berhasil mencapai puncak! 

SEMUA katak kecil yang lain ingin tahu bagaimana katak ini bisa melakukannya? 

Seorang peserta bertanya bagaimana cara katak yang berhasil menemukan kekuatan untuk mencapai tujuan? 

Ternyata... 

Katak yang menjadi pemenang itu TULI!!!! 

Pesan Moral:

Jangan pernah mendengar orang lain yang mempunyai kecenderungan negatif ataupun pesimis, karena mereka mengambil sebagian besar mimpimu dan menjauhkannya darimu. 

Selalu pikirkan kata2 bertuah yang ada. 
Karena segala sesuatu yang kau dengar dan kau baca bisa mempengaruhi perilakumu! 

Karena itu: 

Tetaplah selalu.... 

POSITIVE! 

Dan yang terpenting: 

Berlakulah TULI jika orang berkata kepadamu bahwa KAMU tidak bisa menggapai cita-citamu! 

Selalu berpikirlah: 

"I can do it!"

Sabtu, 07 Juli 2012

Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang hanya bisa dinilai jika kita mampu melihat kedalaman jiwa


Beberapa waktu yang lalu, di Mesir hidup seorangsufi tersohor bernama Zun-Nun. Seorang pemuda mendatanginya dan bertanya;

"Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat diperlukan, bukan hanya untuk penampilan, melainkan juga untuk banyak tujuan lain?"

Sang Guru hanya tersenyum. Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya lalu berkata, "Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi terlebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana . Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?"

Melihat cincin Sang Guru yang kotor & buruk, pemuda tadi merasa ragu. "Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu."

"Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil."

Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Sang Guru dan melapor, "Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak."

Sang Guru sambil tetap tersenyum arif berkata, "Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana ,Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian."

Pemuda itu bergegas pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Sang Guru dengan raut wajah yang lain, dan melapor, "Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar."

Sang Guru tersenyum simpul sambil berujar lirih;
"Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat muda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya "para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar" yang menilai demikian. Namun tidak bagi �pedagang emas ' ."

"Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu butuh proses, wahai sobat mudaku. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Kita tidak bisa menilai hanya dengan melihat penampilan, nama dan predikat seseorang.

Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas."

Kamis, 07 Juni 2012

Terimalah Dia Apa Adanya

Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acaranya pernikahannya sungguh megah.

Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan.

Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, �Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan� katanya sambil menyodorkan majalah tersebut. �Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita�.

Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia�..� Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama.

Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing. Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya. �Aku akan mulai duluan ya�, kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya.

Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman� Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir�.. �Maaf, apakah aku harus berhenti ?� tanyanya. �Oh tidak, lanjutkan� � jawab suaminya.

Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia �Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu�.

Dengan suara perlahan suaminya berkata �Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang�. �

Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya� Ia menunduk dan menangis�..

Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, depressi, dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal- hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan. Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita ? Saya percaya kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang buruk.

Jumat, 25 Mei 2012

Kisah 2 lembar Uang kertas yang bersaudara


Uang Rp.1000,- dan Rp 100.000,- sama2
terbuat dari kertas, sama2 dicetak dan
diedarkan oleh dan dari Bank Indonesia.
Pada saat bersamaan mereka keluar
dan berpisah dari Bank dan beredar di
masyarakat. Empat bulan kemudian
mereka bertemu lagi secara tidak sengaja
di dalam dompet seorang pemuda.
Kemudian di antara kedua uang tersebut
terjadilah percakapan, uang Rp.100.000
bertanya kepada uang Rp.1000.


�Kenapa
badan kamu begitu lusuh, kotor dan bau
amis�? �
Dijawablah oleh uang Rp. 1000,

�Karena aku
begitu keluar dari Bank langsung
berada di tangan orang2 bawahan, dari
tukang becak, tukang sayur, penjual
ikan dan di tangan pengemis.�

Lalu Rp.1000 bertanya balik kepada
Rp.100.000, �Kenapa kamu kelihatan
begitu
baru, rapi dan masih bersih? �

Dijawab oleh Rp. 100.000, �Karena begitu
aku keluar dari Bank, langsung
disambut perempuan cantik dan
beredarnya pun di restauran mahal, di
mall
dan juga hotel2 berbintang serta
keberadaanku selalu dijaga dan jarang
keluar dari dompet.�

Lalu Rp.1000 bertanya lagi, �Pernahkah
engkau mampir di tempat ibadah? �
Dijawablah, �Belum pernah.�
Rp.1000. pun berkata lagi, �Ketahuilah
bahwa walaupun keadaanku seperti ini
adanya, setiap Jum�at aku selalu mampir
di Mesjid2, dan di tangan anak2
yatim, bahkan aku selalu bersyukur kepada
Tuhan. Aku tdk dipandang manusia
bukan karena sebuah nilai tapi karena
manfaat��

Akhirnya menangislah uang Rp.100.000
karena merasa besar, hebat, tinggi tapi
tidak begitu bermanfaat selama ini.
Jadi bukan seberapa besar penghasilan
Anda, tapi seberapa bermanfaat
penghasilan Anda itu.

Karena kekayaan
bukanlah untuk kesombongan. Semoga
kita termasuk golongan orang- orang yang selalu
mensyukuri Anugerah dan memberi
manfaat untuk semesta alam serta
dijauhkan dari sifat sombong.


Kisah tersebut hanyalah perumpamaan meski sangat mendekati real apa yang dialami keluarga uang kertas tersebut��



Rabu, 23 Mei 2012

Jangan Menjadi Monyet yang Berburu Kacang

Teman, saya pernah membaca artikel menarik tentang teknik berburu monyet di hutan-hutan Afrika. Caranya begitu unik. Sebab, teknik itu memungkinkan si pemburu menangkap monyet dalam keadaan hidup-hidup tanpa cedera sedikitpun. Maklum, ordernya memang begitu. Sebab, monyet-monyet itu akan digunakan sebagai hewan percobaan atau binatang sirkus di Amerika.

Cara menangkapnya sederhana saja. Sang pemburu hanya menggunakan toples berleher panjang dan sempit. Toples itu diisi kacang yang telah diberi aroma. Tujuannya, agar mengundang monyet-monyet datang. Setelah diisi kacang, toples-toples itu ditanam dalam tanah dengan menyisakan mulut toples dibiarkan tanpa tutup.

Para pemburu melakukannya di sore hari. Besoknya, mereka tingal meringkus monyet-monyet yang tangannya terjebak di dalam botol tak bisa dikeluarkan. Kok, bisa? Tentu kita sudah tahu jawabnya. Monyet-monyet itu tertarik pada aroma yang keluar dari setiap toples. Mereka mengamati lalu memasukkan tangan untuk mengambil kacang-kacang yang ada di dalam. Tapi karena menggenggam kacang, monyet-monyet itu tidak bisa menarik keluar tangannya. Selama mempertahankan kacang-kacang itu, selama itu pula mereka terjebak. Toples itu terlalu berat untuk diangkat. Jadi, monyet-monyet itu tidak akan dapat pergi ke mana-mana!

Teman, kita mungkin akan tertawa melihat tingkah bodoh monyet-monyet itu. Tapi, tanpa sadar sebenamya kita mungkin sedang menertawakan diri sendiri. Ya, kadang kita bersikap seperti monyet-monyet itu. Kita mengenggam erat setiap permasalahan yang kita miliki layaknya monyet mengenggam kacang. Kita sering mendendam, tak mudah memberi maaf, tak mudah melepaskan maaf.

Mulut mungkin berkata ikhlas, tapi bara amarah masih ada di dalam dada. Kita tak pernah bisa melepasnya. Bahkan, kita bertindak begitu bodoh, membawa "toples-toples" itu ke mana pun kita pergi. Dengan beban berat itu, kita berusaha untuk terus berjalan. Tanpa sadar, kita sebenamya sedang terperangkap penyakit hati yang akut.


Teman, sebenarnya monyet-monyet itu bisa selamat jika mau membuka genggaman tangannya. Dan, kita pun akan selamat dari penyakit hati jika sebelum tidur kita mau melepas semua "rasa tidak enak" terhadap siapapun yang berinteraksi dengan kita. Dengan begitu kita akan mendapati hari esok begitu cerah dan menghadapinya dengan senyum. Dan, kita pun tahu surga itu diperuntukkan bagi orang-orang yang hatinya bersih.

Jadi, kenapa tetap kita genggam juga perasan tidak enak itu?

Seorang Anak dan Anjing Kecil

Seorang pemilik toko memasang pengumuman di pintu tokonya, �Dijual anak-anak anjing�. Pengumuman itu dibuat berwarna-warni untuk menarik perhatian anak-anak kecil. Dan memang, seorang anak berdiri membaca pengumuman itu. Ia bertanya pada pemilik toko itu, �Bolehkah saya melihat anak-anak anjing itu?�

Pemilik toko itu mengiakan dan ia membuka kandang anak anjing itu yang berada di loteng. Ada tiga ekor anjing kecil yang lucu berbulu tebal berlari-lari menuruni tangga. Dan di belakang mereka ada seekor anak anjing yang berjalan terpincang-pincang. Anak itu bertanya, �Ada apa dengan anak anjing itu?� Pemilik toko itu menjelaskan bahwa anak anjing itu cacat sejak lahir pada tulang pinggulnya. �Kalau begitu saya akan membeli anak anjing itu�, kata anak itu. Pemilik toko itu tertegun, �Kalau memang itu yang kamu kehendaki saya akan memberikannya dengan gratis�. Namun anak kecil itu menggelengkan kepalanya, �Tidak, walaupun cacat, anak anjing itu tetap memiliki harga seperti anak-anak anjing lainnya. Saya akan membelinya. Berapa harganya?� Pemilik toko itu masih belum yakin, �Ya, tetapi kamu pasti tidak akan menyukai anak anjing itu, ia tidak bisa berlari-lari dan bermain seperti lainnya�. Namun anak kecil itu berkata, �Tetapi ia perlu seseorang yang dapat mengerti dan memahaminya.� Anak itu menggulung celananya dan ternyata salah satu kakinya adalah palsu.


Janganlah menilai apapun hanya dari tampilan luarnya saja, tapi lihatlah isinya...... hati, pemikiran, kualitas dsb. Karena tidak selalu sesuatu yang nampak jelek dan buruk itu akan selalu tidak ada artinya sama sekali.

Selasa, 01 Mei 2012

Kebiasaan yang diulang terus menerus, akan melahirkan keahlian


Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran serta 100 buah anak panah.

Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.

Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.

Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?"

Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat ! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih."

Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab, "Tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong.

Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!

Panglima dan rakyat tercengang. Merela bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, "Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."


Dari cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu: betapa luar biasanya kekuatan kebiasaan. Habit is power!

Hasil dari kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita membutuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses hanya bisa dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, integritas, tanggung jawab, & lain sebagainya.

Mari kita siap melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan kehidupan kita.

Sekali lagi: Kebiasaan yang diulang terus menerus, akan melahirkan keahlian!

Minggu, 22 April 2012

Balasan dari Sebuah Kebaikan Hati


Pada sebuah senja dua puluh tahun yang lalu, terdapat seorang pemuda yang kelihatannya seperti seorang mahasiswa berjalan mondar mandir di depan sebuah rumah makan cepat saji di kota metropolitan, menunggu sampai tamu di restoran sudah agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu dia masuk ke dalam restoran tersebut. �Tolong sajikan saya semangkuk nasi putih.� Dengan kepala menunduk pemuda ini berkata kepada pemilik rumah makan.

Sepasang suami istri muda pemilik rumah makan, memperhatikan pemuda ini hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak memesan lauk apapun, lalu menghidangkan semangkuk penuh nasi putih untuknya.

Ketika pemuda ini menerima nasi putih dan sedang membayar berkata dengan pelan: �Dapatkah Bapak menyiram sedikit kuah sayur di atas nasi saya?�

Istri pemilik rumah berkata sambil tersenyum: �Ambil saja apa yang engkau suka, tidak perlu bayar!�

Sebelum habis makan, pemuda ini berpikir: �Di restoran ini, kuah sayur gratis.�

Lalu ia memesan semangkuk lagi nasi putih. �Semangkuk tidak cukup anak muda, kali ini saya akan berikan lebih banyak lagi nasinya.�

Dengan tersenyum ramah pemilik rumah makan berkata kepada pemuda ini. �Bukan, saya akan membawa pulang, besok akan membawa ke sekolah
sebagai makan siang saya!�

Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik rumah makan berpikir pemuda ini tentu dari keluarga miskin diluar kota, demi menuntut ilmu datang ke kota untuk menempuh pendidikan, mencari uang sendiri untuk sekolah, kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti.

Pemilik rumah makan lalu menaruh sepotong daging goreng dan sebutir telur disembunyikan dibawah nasi, kemudian membungkus nasi tersebut sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja dan memberikan kepada pemuda ini.

Melihat perbuatannya, istrinya mengetahui suaminya sedang membantu pemuda ini, hanya dia tidak mengerti, kenapa daging goreng dan telur disembunyikan di bawah nasi. Suaminya kemudian membisik kepadanya: �Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk di atas nasinya dia tentu akan merasa bahwa kita bersedekah kepadanya, harga dirinya pasti akan tersinggung dan lain kali dia tidak akan datang lagi. Jika dia ke tempat lain hanya membeli semangkuk nasi putih, mana ada gizi untuk bersekolah.�

�Engkau sungguh baik hati, sudah menolong orang masih menjaga harga dirinya.�

�Jika saya tidak baik, apakah engkau akan menjadi istriku?� sambut suaminya dengan senyum hangat.

Sepasang suami istri muda ini merasa gembira dapat membantu orang lain.

�Terima kasih, saya sudah selesai makan.� Pemuda ini pamit kepada mereka.

Ketika dia mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat dengan pandangan mata berterima kasih kepada mereka.

�Besok singgah lagi, engkau harus tetap bersemangat!� katanya sambil melambaikan tangan, dalam perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini besok jangan segan-segan datang lagi.

Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore pemuda ini singgah kerumah makan mereka, sama seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi putih dan membawa pulang sebungkus untuk bekal keesokan hari. Sudah pasti nasi yang dibawa pulang setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap hari, sampai pemuda ini tamat sekolah.

Setelah tamat sekolah, selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi di restoran tersebut karena sudah bekerja di kota lain.

Pada suatu hari, ketika suami ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa rumah makan mereka harus digusur. Suami istri ini tiba-tiba kehilangan mata pencaharian dan mengingat anak mereka yang disekolahkan di luar negeri yang perlu biaya setiap bulan membuat suami istri ini berpelukan menangis dengan panik.

Pada saat ini masuk seorang pemuda yang memakai pakaian bermerek kelihatannya seperti direktur dari kantor yang bagus.

�Apa kabar? Saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan. Saya diperintah oleh direktur kami mengundang kalian membuka kantin di perusahaan kami. Perusahaan kami telah menyediakan semuanya. Kalian hanya perlu membawa koki dan keahlian kalian kesana, keuntungannya akan dibagi dua dengan perusahaan.�

�Siapakah direktur diperusahaan Anda? Dan mengapa ia begitu baik terhadap kami? Saya tidak ingat mengenal seorang yang begitu mulia!� sepasang suami istri ini berkata dengan terheran.

�Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami! Direktur kami paling suka makan telur dan daging goreng buatan kalian, hanya itu yang saya tahu. Yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya kepadanya.�

Akhirnya, pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini muncul. Setelah bersusah payah selama 20 tahun akhirnya pemuda ini dapat membangun kerajaaan bisnisnya dan sekarang menjadi seorang direktur yang sukses untuk kerajaan bisnisnya.

Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami istri ini. Jika mereka tidak membantunya dia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang.

Setelah berbincang-bincang, suami istri ini pamit hendak meninggalkan kantornya. Pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk dalam-dalam berkata kepada mereka: �Bersemangat ya! Di kemudian hari perusahaan tergantung kepada kalian, sampai bertemu besok!�

Sahabat, dari cerita tersebut dapat kita pelajari bahwa kebaikan hati seseorang belum tentu dirasakan hasilnya segera. Bisa jadi salah satu kebaikan yang pernah kita tunjukkan akan bermanfaat di kemudian hari. Jangan pernah berhenti untuk berbuat baik terhadap sesama.

Source: http://duniatraining.com/

Sabtu, 21 April 2012

Kisah Tiga Orang Pekerja


Suatu kali di siang yang terik, di saat ketiganya tengah sibuk bekerja, melintaslah seorang pria tua.

"Apa yang sedang kau kerjakan ?", tanya orang tua itu kepada salah seorang dari antara mereka.

Pekerja bangunan yang pertama tanpa menoleh sedikit pun, menjawab orang tua itu dengan ketus.

"Hei orang tua, apakah matamu sudah terlalu rabun untuk melihat. Yang aku kerjakan di bawah terik matahari ini adalah pekerjaan seorang kuli biasa !!".

Orang tua itu pun tersenyum, lalu beralih kepada pekerja bangunan yang kedua, "Wahai pemuda, apakah gerangan yang sebenarnya kalian kerjakan ?"

Pekerja bangunan yang kedua itu pun menoleh. Wajahnya yang ramah tampak sedikit ragu. "Aku tidak tahu pasti, tetapi kata orang, kami sedang membuat sebuah rumah Pak", jawabnya lalu meneruskan pekerjaannya kembali.

Masih belum puas dengan jawaban pekerja yang kedua, orang tua itu pun menghampiri pekerja yang ketiga, lalu menanyakan hal yang sama kepadanya. Maka pekerja yang ketiga pun tersenyum lebar, lalu menghentikan pekerjaannya sejenak, lalu dengan wajah berseri-seri berkata.

"Bapak, kami sedang membuat sebuah istana indah yang luar biasa Pak ! Mungkin kini bentuknya belum jelas, bahkan diriku sendiri pun tidak tahu seperti apa gerangan bentuk istana ini ketika telah berdiri nanti. Tetapi aku yakin, ketika selesai, istana ini akan tampak sangat megah, dan semua orang yang melihatnya akan berdecak kagum. Jika engkau ingin tahu apa yang kukerjakan, itulah yang aku kerjakan Pak !", jelas pemuda itu dengan berapi-api.

Mendengar jawaban pekerja bangunan yang ketiga, orang tua itu sangat terharu, rupanya orang tua ini adalah pemilik istana yang sedang dikerjakan oleh ketiga pekerja bangunan itu.

Hal yang sama rupanya berlaku pula dalam hidup ini.

Sebagian besar orang tidak pernah tahu untuk apa mereka dilahirkan ke dunia. Mungkin karena telah begitu disibukkan oleh segala bentuk �perjuangan�, merasa tidak terlalu peduli dengannya. Bisa hidup saja sudah syukur.

Sebagian lagi, yang biasanya adalah tipe �pengekor� atau �me too� yaitu orang-orang yang punya pandangan yang samar-samar tentang keberadaan mereka dalam kehidupan. Sepertinya begini�kayanya begitu�kata motivator sih begono..tapi pastinya ? Don�t have idea !

Namun sisanya yaitu golongan terakhir, biasanya hanya segelintir orang- menemukan �visi� atau �jati diri� mereka di dunia ini. Mereka adalah orang-orang yang tidak hanya kebetulan lahir, sekedar hidup, bertahan agar tetap hidup, tua karena memang harus tua, kawin lagi jika ada kesempatan, lalu berharap mati dan masuk surga, namun adalah orang-orang yang hidup dalam arti yang sebenar-benarnya.


Source : http://djodiismanto.blogspot.com/2010/09/kisah-tiga-orang-kuli-bangunan.html

Rabu, 18 April 2012

CINTA YANG SEMPURNA

Ada sepasang suami isteri, dimana sang isteri adalah wanita yang sangat amat cantik tanpa cacat sedikit pun. Si suami begitu sangat mencintai sang isteri, begitu juga isterinya.

Kala itu, sedang maraknya tersebar penyakit kulit yang akibatnya merusak keindahan kulit dan sang isteri merasa dirinya tertular. Wajahnya pun mulai hancur digerogoti penyakit tersebut.


Pada saat itu sang suami sedang berada di luar kota dan belum mengetahui bahwa isterinya terserang penyakit kulit yang ganas.


Dalam perjalanan pulang, sang suami mengalami kecelakaan yang akibatnya suaminya menjadi buta.


Dari hari ke hari....

Sang isteri yang pada mulanya bidadari berubah menjadi wanita yang amat jelek dan menyeramkan, namun sang suami tak bisa melihat dan kehidupan mereka pun berjalan seperti biasa, penuh kasih sayang dan cinta seperti awal mereka menikah.

?erjalan 40 tahun, sang isteri meninggal, sang suami sangat bersedih dan merasa kehilangan sekali.


Setelah pemakaman, sang suami adalah orang terakhir yang keluar dari pemakaman sang isteri.


Ketika berjalan, datanglah seorang menyapa,

"Pak, bapak mau kemana?"

Dia pun menjawab, "Saya mau pulang"


?endengar jawaban itu, orang tersebut bersedih dengan keadaan dia yang buta dan hidup sendiri.


Lalu orang tersebut berkata, "Bukankah bapak buta dan selalu bergandengan dengan sang isteri? Gimana sekarang bapak mau pulang sendiri?"


Lalu dia menjawab, "Sebenarnya saya tidak buta, selama 40 tahun saya hanya berpura-pura buta agar isteri saya tidak minder atau rendah diri, kalau saya mengetahui bahwa dia sakit dan wajahnya berubah menjadi menakutkan".


Sungguh cinta yang berlandaskan karena Allah.


Quote:

?erimalah pasangan kita apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya karena kita bukan mencari orang yang sempurna tetapi bagaimana mencintai pasangan dengan cara yang sempurna dalam situasi dan kondisi apapun...
ITULAH CINTA YANG SEMPURNA....

Pernahkah Kamu Merasakan


Pernahkah kamu merasakan, 
bahwa kamu mencintai seseorang, 
meski kamu tahu ia tak sendiri lagi, dan
meski kamu tahu cintamu mungkin tak berbalas, 
tapi kamu tetap mencintainya,

Pernahkah kamu merasakan, 
bahwa kamu sanggup melakukan apa saja demi seseorang yang kamu cintai,
meski kamu tahu ia takkan pernah peduli ataupun 
ia peduli dan mengerti, tapi ia tetap pergi.

Pernahkah kamu merasakan hebatnya cinta, 
tersenyum kala terluka, 
menangis kala bahagia, 
bersedih kala bersama, 
tertawa kala berpisah,

Aku pernah .........

Aku pernah tersenyum meski kuterluka ! 
karena kuyakin Tuhan tak menjadikannya untukku,
Aku pernah menangis kala bahagia, 
karena kutakut kebahagiaan cinta ini akan sirna begitu saja,

Aku pernah bersedih kala bersamanya, 
karena kutakut aku kan kehilangan dia suatu saat nanti, dan......

Aku juga pernah tertawa saat berpisah dengannya,
karena sekali lagi, cinta tak harus memiliki, dan
Tuhan pasti telah menyiapkan cinta yang lain untukku.

Aku tetap bisa mencintainya, 
meski ia tak dapat kurengkuh dalam pelukanku, 
karena memang cinta ada dalam jiwa, dan bukan ada dalam raga.

Semua orang pasti pernah merasakan cinta.. 
baik dari orang tua... sahabat.. kekasih dan 
akhirnya pasangan hidupnya.

Buat temenku yg sedang jatuh cinta.. selamat yah..
karena cinta itu sangat indah. 
Semoga kalian selalu berbahagia.

Buat temanku yg sedang terluka karena cinta...
Hidup itu bagaikan roda yang terus berputar, 
satu saat akan berada di bawah dan hidup terasa begitu sulit,
tetapi keadaan itu tidak untuk selamanya,
bersabarlah dan berdoalah karena cinta yang lain
akan datang dan menghampirimu.

Buat temanku yang tidak percaya akan cinta... buka hatimu ...
jangan menutup mata akan keindahan yang ada di dunia 
maka cinta membuat hidupmu menjadi bahagia.

Buat temanku yang mendambakan cinta.. bersabarlah..
karena cinta yang indah tidak terjadi dalam sekejab.. 
Tuhan sedang mempersiapkan sgala terbaik bagimu.

Jangan pernah meyakini bahwa engkau lemah


Sesungguhnya, bersama kelahiranmu, telah juga diilhamkan kekuatan dan kelemahanmu.

Hanya saja - apakah engkau mudah mengenali kekuatanmu, atau lebih cepat mengenali kelemahanmu?

Meyakini kelemahan adalah kelemahan yang sesungguhnya.

Jangan pernah meyakini bahwa engkau lemah.

Yakini bahwa engkau belum menggunakan kekuatanmu.

Mulai hari ini, angkatlah pandanganmu sedikit lebih tinggi, agar engkau melihat di atas kelemahanmu, dan menemukan kekuatan yang sudah lama menunggu penggunaanmu.

Sesungguhnya, engkau memiliki kekuatan.

Gunakan!

JUJUR DALAM KEADAAN APAPUN


Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata, "Aku (saat berumur 18 tahun) pergi ke bagdad mengikuti sebuah khalifah kecil. Namun setibanya kami di rabik, daerah selatan hamdzaan, muncul 60 orang perampok yang merampok khalifah tersebut tanpa memedulikan diriku. Salah seorang perampok tersebut berkata kepadaku, "Hai orang miskin, apa yang engkau miliki?". "40 dinar" jawabku. "Dimana uang tersebut" tanyanya kembali. "Dijahitkan dalam bajuku dibawah ketiak" jawabku. Mengira aku bercanda, perampok tersebut pergi dan tidak memedulikan aku. Kemudian datang seorang perampok lainnya dan menanyakan pertanyaan yang sama. Aku pun menjawabnya dengan jawaban yang sama. Kali ini perampok tersebut melaporkan apa yang dia dengar kepada ketuanya yang sedang membagi-bagi hasil rampokan disebuah bukit kecil.

Mendengar laporan tersebut, kepala perampok itu berkata, "Bawa dia kemari". Dihadapannya, kepala rampok tersebut menanyakan pertanyaan yang sama dan aku kembali menjawabnya dengan jawaban yang sama. Dia lalu memerintahkan anak buahnya untuk melepaskan bajuku, menyobek jahitannya dan mereka menemukan uang tersebut".

"Mengapa engkau melakukan ini?" tanya kepala rampok kepadaku. "Aku telah berjanji kepada ibuku untuk tidak berbohong dan aku tidak ingin mengingkari janjiku kepadanya" jawabku. Kepala perampok tersebut menangis mendengar jawabanku dan berkata, "Engkau tidak mau mengkhianati janjimu kepada ibumu sedangkan aku hingga saat ini selalu mengingkari janji ALLAH". Kepala perampok dan anak buahnya pun bertobat ditanganku".

Dibalik Cobaan dan Ujian ALLAH SWT


Semua ujian dan cobaan yang menimpa pada manusia itu karena :

- Disebabkan kedurhakaan terhadap ALLAH oleh manusia itu sendiri sebagai balasan untuk menghapuskan dosa kedurhakaannya itu agar manusia menjadi sadar atas kedurhakaannya

- Takdir ALLAH sendiri untuk menguji hamba-NYA dan kelak di akhirat akan diganti dengan rahmat dan keridhaan-NYA, kalau yang diuji itu bersabar dan tawakal kepada ALLAH

Apabila seseoorang menghadapi cobaan dan penderitaan itu dengan ridha, ikhlas dan mencari jalan keluar dengan cara yg sebaik-baiknya, tidak mengeluh, tidak mengaduh apalagi merintih, maka ALLAH Ta'ala pasti akan memudahkan baginya urusan hisabnya. ALLAH akan menyegerakan pahalanya, memberkati kehidupannya sehingga timbangan amalnya tidak berat dengan kejahatan, tetapi akan berat dengan ketaatan dan pahala. Jadi apabila manusia itu menghadapi ujian dengan sabar, maka ia termasuk lulus dari ujian tersebut. Dan apabila menghadapi ujian dengan tidak sabar, maka tergolong putus asa dan itu bukan karakter seorang muslim.

Selasa, 10 April 2012

BEST QUOTE

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur? ketika kita menangis?
ketika kita membayangkan?
Ini karena hal terindah di dunia TIDAK TERLIHAT...

Ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya SEJALAN dengan kita..
kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan serupa yang
dinamakan CINTA...

Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan..
Orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan...
Tapi ingatlah... melepaskan BUKAN akhir dari dunia..
melainkan awal suatu kehidupan baru..
Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis,
mereka yang tersakiti, mereka yang telah mencari...
dan mereka yang telah mencoba ..

Karena MEREKALAH yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah
menyentuh kehidupan mereka.. CINTA yang TULUS?
Adalah ketika kamu menitikkan air mata dan
MASIH peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu
MASIH menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu
MASIH bisa tersenyum sembari berkata 'Aku turut berbahagia untukmu'.

Apabila cinta tidak berhasil... BEBASKAN dirimu...
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas LAGI ..
Ingatlah...bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya..
tapi.. ketika cinta itu mati.. kamu TIDAK perlu mati bersamanya...

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang..
MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh.
Entah bagaimana... dalam perjalanan kehidupan,
kamu belajar tentang dirimu sendiri..
dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada.
HANYALAH penghargaan abadi atas pilihan-pilihan kehidupan yang telah kau buat.

TEMAN SEJATI... mengerti ketika kamu berkata 'Aku lupa..'
Menunggu selamanya ketika kamu berkata 'Tunggu sebentar'
Tetap tinggal ketika kamu berkata 'Tinggalkan aku sendiri'
Membuka pintu meski kamu BELUM mengetuk dan berkata 'Bolehkah saya masuk?'

MENCINTAI...
BUKANlah bagaimana kamu melupakan..
melainkan bagaimana kamu MEMAAFKAN..
BUKANlah bagaimana kamu mendengarkan..
melainkan bagaimana kamu MENGERTI..
BUKANlah apa yang kamu lihat..
melainkan apa yang kamu RASAKAN..
BUKANlah bagaimana kamu melepaskan..
melainkan bagaimana kamu BERTAHAN..

Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati...
dibandingkan menangis tersedu-sedu..
Air mata yang keluar dapat dihapus.. sementara air
mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang..

Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang..
Tapi ketika CINTA itu TULUS, meskipun kalah, kamu TETAP MENANG
hanya karena kamu berbahagia.. dapat mencintai seseorang..
LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri..

Akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang
BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita
MELAINKAN karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia
apabila kita melepaskannya.

Apabila kamu benar-benar mencintai seseorang, jangan lepaskan dia..
jangan percaya bahwa melepaskan SELALU berarti kamu benar-benar mencintai
MELAINKAN... BERJUANGLAH demi cintamu. Itulah CINTA SEJATI.
Lebih baik menunggu orang yang kamu inginkan DARIPADA
berjalan bersama orang 'yang tersedia'

Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang PALING
menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang menangis bersamamu adalah
cinta yang tidak kamu sadari.

KUPU KUPU ( Renungan tentang Kebahagiaan )

Suatu ketika, terdapat seorang pemuda di tepian telaga. Ia tampak termenung. Tatapan matanya kosong, menatap hamparan air di depannya. Seluruh penjuru mata angin telah di lewatinya, namun tak ada satupun titik yang membuatnya puas. Kekosongan makin senyap, sampai ada suara yang menyapanya. Ada orang lain disana.

"Sedang apa kau disini anak muda?" tanya seseorang. Rupanya ada seorang kakek tua. "Apa yang kau risaukan..?" Anak muda itu menoleh ke samping, "Aku lelah Pak Tua. Telah berkilo-kilo jarak yang kutempuh untuk mencari kebahagiaan, namun tak juga kutemukan rasa itu dalam diriku. Aku telah berlari melewati gunung dan lembah, tapi tak ada tanda kebahagiaan yang hadir dalam diriku. Kemana kah aku harus mencarinya? Bilakah kutemukan rasa itu?"

Kakek Tua duduk semakin dekat, mendengarkan dengan penuh perhatian. Di pandangnya wajah lelah di depannya. Lalu, ia mulai bicara, "di depan sana, ada sebuah taman. Jika kamu ingin jawaban dari pertanyaanmu, tangkaplah seekor kupu-kupu buatku. Mereka berpandangan. "Ya...tangkaplah seekor kupu-kupu buatku dengan tanganmu" sang Kakek mengulang kalimatnya lagi.

Perlahan pemuda itu bangkit. Langkahnya menuju satu arah, taman. Tak berapa lama, dijumpainya taman itu. Taman yang yang semarak dengan pohon dan bunga-bunga yang bermekaran. Tak heran, banyak kupu-kupu yang berterbangan disana. Sang kakek, melihat dari kejauhan, memperhatikan tingkah yang diperbuat pemuda yang sedang gelisah itu.

Anak muda itu mulai bergerak. Dengan mengendap-endap, ditujunya sebuah sasaran. Perlahan. Namun, Hap! sasaran itu luput. Di kejarnya kupu-kupu itu ke arah lain. Ia tak mau kehilangan buruan. Namun lagi-lagi. Hap!. Ia gagal. Ia mulai berlari tak beraturan. Diterjangnya sana-sini. Ditabraknya rerumputan dan tanaman untuk mendapatkan kupu-kupu itu. Diterobosnya semak dan perdu di sana. Gerakannya semakin liar. Adegan itu terus berlangsung, namun belum ada satu kupu-kupu yang dapat ditangkap. Sang pemuda mulai kelelahan. Nafasnya memburu, dadanya bergerak naik-turun dengan cepat. Sampai akhirnya ada teriakan, "Hentikan dulu anak muda. Istirahatlah." Tampak sang Kakek yang berjalan perlahan. Tapi lihatlah, ada sekumpulan kupu-kupu yang berterbangan di sisi kanan-kiri kakek itu. Mereka terbang berkeliling, sesekali hinggap di tubuh tua itu.

"Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Berlari dan menerjang? Menabrak-nabrak tak tentu arah, menerobos tanpa peduli apa yang kau rusak?" Sang Kakek menatap pemuda itu. "Nak, mencari kebahagiaan itu seperti menangkap kupu-kupu. Semakin kau terjang, semakin ia akan menghindar. Semakin kau buru, semakin pula ia pergi dari dirimu."

"Namun, tangkaplah kupu-kupu itu dalam hatimu. Karena kebahagiaan itu bukan benda yang dapat kau genggam, atau sesuatu yang dapat kau simpan. Carilah kebahagiaan itu dalam hatimu. Telusuri rasa itu dalam kalbumu. Ia tak akan lari kemana-mana. Bahkan, tanpa kau sadari kebahagiaan itu sering datang sendiri."

Kakek Tua itu mengangkat tangannya. Hap, tiba-tiba, tampak seekor kupu-kupu yang hinggap di ujung jari. Terlihat kepak-kepak sayap kupu-kupu itu, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Pesonanya begitu mengagumkan, kelopak sayap yang mengalun perlahan, layaknya kebahagiaan yang hadir dalam hati. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu menyelaminya. MoralMencari kebahagiaan adalah layaknya menangkap kupu-kupu. Sulit, bagi mereka yang terlalu bernafsu, namun mudah, bagi mereka yang tahu apa yang mereka cari. Kita mungkin dapat mencarinya dengan menerjang sana-sini, menabrak sana-sini, atau menerobos sana-sini untuk mendapatkannya. Kita dapat saja mengejarnya dengan berlari kencang, ke seluruh penjuru arah. Kita pun dapat meraihnya dengan bernafsu, seperti menangkap buruan yang dapat kita santap setelah mendapatkannya.

Namun kita belajar. Kita belajar bahwa kebahagiaan tak bisa di dapat dengan cara-cara seperti itu. Kita belajar bahwa bahagia bukanlah sesuatu yang dapat di genggam atau benda yang dapat disimpan. Bahagia adalah udara, dan kebahagiaan adalah aroma dari udara itu. Kita belajar bahwa bahagia itu memang ada dalam hati. Semakin kita mengejarnya, semakin pula kebahagiaan itu akan pergi dari kita. Semakin kita berusaha meraihnya, semakin pula kebahagiaan itu akan menjauh.

Cobalah temukan kebahagiaan itu dalam hatimu. Biarkanlah rasa itu menetap, dan abadi dalam hati kita. Temukanlah kebahagiaan itu dalam setiap langkah yang kita lakukan. Dalam bekerja, dalam belajar, dalam menjalani hidup kita. Dalam sedih, dalam gembira, dalam sunyi dan dalam riuh. Temukanlah bahagia itu, dengan perlahan, dalam tenang, dalam ketulusan hati kita.

Saya percaya, bahagia itu ada dimana-mana. Rasa itu ada di sekitar kita. Bahkan mungkin, bahagia itu "hinggap" di hati kita, namun kita tak pernah memperdulikannya. Mungkin juga, bahagia itu berterbangan di sekeliling kita, namun kita terlalu acuh untuk menikmatinya.